Sehingga atas usahanya inilah Presiden Jokowi layak mendapatkan Nobel Perdamaian,"
terang Sutisna dalam keterangannya di Jakarta.
Dia menuturkan kerja keras Jokowi menemui Presiden Zelensky dan Presiden Putin dapat
dilihat sebagai sebuah ikhtiar.
Usaha konkret untuk meredam konflik dan mendamaikan ketegangan di antara keduanya.
Dia memaparkan, Nobel Perdamaian sejatinya diperuntukkan bagi individu maupun lembaga
yang telah membantu menjaga persaudaraan antar bangsa.
Serta mampu membantu menghapus penggunaan senjata sebagai kampanye kongres perdamaian.
"Berkaca pada syarat mendapatkan Nobel Perdamaian, Presiden Jokowi sudah masuk dalam
kriteria.
Atas usahanya sebagai Kepala Negara menjadi Katalisator Perdamaian di antara dua negara yang sedang berkonflik," terang Sutisna.
Terlebih lagi, dia menyebut, konflik antara Rusia dan Ukraina telah banyak menimbulkan
korban akibat perang berkepanjangan.