Idul Adha di Arab Saudi Lebih Dulu Dibanding Indonesia, Padahal Lebih Cepat 4 Jam, Ini Penjelasan Kemenag

- 1 Juli 2022, 17:06 WIB
Saudi  Menetapkan Idul Adha 9 Juli 2022, Wukuf Jumat 8 Juni . Foto: illustrasi gambaran kerapihan tenda tenda Jemaah haji yang wukuf di Arafah. Foto tahun 2015, tentu kini sudah lebih banyak perubahan kemajuan.//haji.kemenag. go.id
Saudi Menetapkan Idul Adha 9 Juli 2022, Wukuf Jumat 8 Juni . Foto: illustrasi gambaran kerapihan tenda tenda Jemaah haji yang wukuf di Arafah. Foto tahun 2015, tentu kini sudah lebih banyak perubahan kemajuan.//haji.kemenag. go.id /kemenag. go.id/

BALIKPAPAN CITY - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah mengumumkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada hari Minggu 10 Juli 2022.

Dalam kalender hari libur nasional dan keagamaan, pemerintah sebelumnya sudah mewarnai merah pada Sabtu 9 Juli 2022 sebagai hari libur keagamaan yakni Idul Adha.

Sementara Pemerintah Arab Saudi yang telah mengumumkan bahwa Idul Adha 1443 Hijriah jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.

Baca Juga: Hadapi PSS Sleman, Bagaimana Persiapan Persib di Babak Perempat Final Piala Presiden 2022 ?

Muhammadiyah sebelumnya juga mengumumkan Idul Adha jatuh pada 9 Juli 2022, atau sama dengan yang ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi.

Adanya perbedaan ini, Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan penjelasan perbedaan penetapan waktu Idul Adha 1443 Hijriah di Indonesia dan Arab Saudi.


"Waktu di Indonesia lebih cepat empat jam, tetapi hilal justru mungkin terlihat lebih dahulu di Arab Saudi, karena terlihatnya di sebelah barat pada saat matahari terbenam atau dikenal dengan istilah ghurub asy-syams," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib seperti dikutip Balikpapan City dari Antara, Jumat 1 Juli 2022.

Baca Juga: Menteri PANRB Tjahjo Kumolo Meninggal di RS Abdi Waluyo Pukul 11.00 WIB Jumat 1 Juli 2022

Sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Jumat, Adib menjelaskan bahwa semakin ke arah barat, seiring dengan bertambahnya waktu posisi hilal atau fase bulan sabit setelah bulan baru akan semakin tinggi dan semakin mudah dilihat.

Karena Arab Saudi berada di sebelah barat Indonesia, ia melanjutkan, pada tanggal yang sama posisi hilal di kerajaan itu lebih tinggi dibandingkan dengan di Indonesia.

"Jadi kurang tepat jika memahami karena Indonesia lebih cepat empat jam dari Arab Saudi, maka Indonesia mestinya melaksanakan Hari Raya Idul Adha 1443 H juga lebih awal. Jelas pemahaman ini kurang tepat," katanya.

Baca Juga: Pasar Kripto Terguncang Anjloknya Bitcoin 19 Ribu Dolar, Uni Eropa Dukung Anti Pencucian uang Kripto

Ia menjelaskan pula bahwa menurut data hisab, pada akhir Zulkaidah 1443 Hijriah, Kamis (30/6), tinggi hilal di Indonesia antara 0 derajat 53 menit dan 3 derajat 13 menit dengan elongasi 4,27 derajat sampai 4,97 derajat.

"Sementara pada tanggal yang sama, posisi hilal di Arab Saudi lebih tinggi dengan posisi yang ada di Indonesia. Jadi kemungkinan hilal terlihat di Arab Saudi sangat besar," kata dia.

Pemerintah Indonesia menentukan awal bulan dalam kalender Hijriah mengacu pada kriteria baru yang disepakati oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Adib menjelaskan bahwa menurut kriteria MABIMS, dalam menentukan awal bulan parameter elongasi harus minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) yang dinyatakan dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat.

Berbeda dengan pemerintah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Idul Adha tanggal 10 Zulhijah 1443 Hijriah jatuh pada 9 Juli 2022, sama dengan di Arab Saudi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan awal bulan Zulhijah mengacu pada kriteria wujudul hilal, yang dinilai sudah terpenuhi karena posisi bulan di Indonesia sudah di atas ufuk pada Rabu sore (29/6).***

Editor: Hartono

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini