BALIKPAPAN CITY - Ada kesamaan antara mantan Presiden Indonesia Soeharto dan Ferdinand Marcos dari Filipina. Keduanya adalah sama-sama diktator.
Perdebatan domestik tentang Suharto dan Marcos telah mencerminkan perpecahan yang berkepanjangan tentang warisan mereka.
Sebagaimana, dilansir Balikpapancity.com dari ulasan The Diplomat, 7 Juni 2016, Partai Golkar di Indonesia ingin mantan orang kuat Jenderal Suharto dinyatakan sebagai pahlawan nasional.
Di Filipina, Presiden terpilih Rodrigo Duterte mendukung penguburan diktator Ferdinand Marcos di pemakaman pahlawan.
Pendukung Suharto dan Marcos percaya bahwa mereka layak diakui sebagai pahlawan di negara mereka masing-masing.
Tetapi, masih dari The Diplomat, kelompok hak asasi manusia bersikeras bahwa kedua pemimpin itu adalah diktator yang tidak layak untuk ditiru.
Suharto, yang dikenal sebagai 'Jenderal Tersenyum', memerintah negara itu selama 32 tahun sampai pemberontakan yang dipimpin mahasiswa memaksanya mundur pada 1998.