Harga Bitcoin Turun Disebut Siklus Empat Tahunan, Pakar: Momen Beli Kripto Harga Murah

- 3 Juli 2022, 08:58 WIB
Berikut ini merupakan penjelasan dan  informasi terkait harga kripto, termasuk Bitcoin dan Ethereum per koinnya.
Berikut ini merupakan penjelasan dan informasi terkait harga kripto, termasuk Bitcoin dan Ethereum per koinnya. /Reuters/Dado Ruvic/

BALIKPAPAN CITY - Penurunan harga Bitcoin di bawah 19.000 dolar dalam beberapa hari belakangan ini membuat pasar kripto terguncang.

Pada medio Mei lalu, mata uang kripto mengalami kerugian besar. Perdagangan Bitcoin mendekati 30.000 dolar AS dan mencatat rekor penurunan beruntun karena runtuhnya TerraUSD yang disebut stablecoin mengguncang pasar.

Scottie Siu, Direktur Investasi Axion Global Asset Management, sebuah perusahaan yang berbasis di Hong Kong yang menjalankan dana indeks kripto pada waktu itu menyebut hal terburuk Bitcoin yang diikuti penurunan kripto belum berakhir.

Baca Juga: 35 Ucapan Pernikahan dari Islami, Bahasa Inggris hingga Lucu, Dapat Dijadikan Refensi untuk Orang Terkasih

Hal lain justru dilihat CEO Indodax Oscar Darmawan. Dia menilai penurunan harga Bitcoin yang saat ini berada pada level sekitar Rp300 jutaan masih dalam batas wajar. Ini merupakan siklus 4 tahunan kripto.

"Setelah Bitcoin mengalami all time high di 2013, 2017 dan 2021, maka akan terjadi penurunan harga yang cukup signifikan di tahun berikutnya yang diikuti dengan penurunan kripto lainnya."

"Kita bisa lihat bagaimana penurunan terjadi pada tahun 2014, 2018 dan sekarang di tahun," ujar Oscar dalam keterangan di Jakarta, Sabtu 2 Juli 2022 seperti dikutip Balikpapan City dari Antara.

Baca Juga: Jokowi Disejajarkan dengan Nelson Mandela dan Layak Dapat Nobel Perdamaian, Ini Catatan Maritime Strategic

Menurutnya,  siklus empat tahunan tersebut sering dimanfaatkan orang untuk membeli dan mengumpulkan aset kripto. Karena saat harga Bitcoin turun, harga aset kripto lain biasanya mengikuti.

"Biasanya harga mayoritas kripto akan mengikuti Bitcoin sebagai aset kripto yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar. Momen bearish saat ini justru adalah momen yang sering dimanfaatkan para trader jangka panjang untuk mengumpulkan portofolio kripto dengan membeli kripto yang mereka inginkan di harga yang murah," kata Oscar.

Di Indodax sendiri ada 200 lebih jenis aset kripto dan tidak semua mengalami penurunan seperti Bitcoin. Ada beberapa aset kripto lain yang justru naik, seperti token derivatif.

Baca Juga: Profil Lengkap Mohammed Salah, Striker Andalan Liverpool yang Kini Bergaji Rp 7,2 Miliar per Pekan di EPL

Token derivative merupakan token yang bergerak berlawanan dengan harga kripto pada umumnya. Indodax menyediakan token derivatif seperti Hedge dan Bear yang harganya akan naik ketika harga Bitcoin turun ataupun Ethhedge dan Bnbhedge yang harganya juga akan ikut naik ketika harga Ethereum dan BNB turun.

Token derivative biasanya bisa dimanfaatkan oleh para trader jangka pendek yang tetap ingin menuai profit pada saat pasar sedang bearish.

Dia menjelaskan trader atau investor perlu memahami pentingnya analisis teknikal dan menerapkan manajemen keuangan yang baik.

Oscar mengatakan, analisis teknikal adalah cara melihat prediksi pergerakan harga ke depan dengan melihat tren yang sudah terjadi, melalui candle atau chart.

Cara sederhana adalah pola support, dimana harga kripto dari bawah yang terpantau akan naik. Atau pola sebaliknya, yaitu resisten, dimana harga akan turun dari puncak.

"Investor perlu mengetahui candlestick mana yang mengindikasikan suatu harga akan naik atau suatu harga akan turun. Apa perbedaan antara candlestick hijau dan merah. Bagaimana cara mengidentifikasi tren menggunakan garis tren. Bagaimana pola harga kripto dan lain sebagainya," ujar Oscar.***

Editor: Hartono

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

x