Libya Rusuh, Rakyat Rindukan Muammar Khadafi: Diktator yang Tewas Diserang NATO Tahun 2011

- 3 Juli 2022, 20:58 WIB
Muammar Khadafi
Muammar Khadafi /commons.wikimedia.org/

BALIKPAPAN CITY, TRIPOLI - Libya bergolak sejak Jumat, 1 Juli 2022. Kemiskinan dan kebuntuan politik berkepanjangan memicu kerinduan rakyat terhadap sosok Presiden Moamer Kadhafi.

Kekayaan dan stok minyak Libya yang di atas semua negara di Benua Afrika, membuat rakyat sejahtera. Ini karena pemerintahan Khadafi murah hati kepada rakyatnya sendiri.

Kendati begitu, Khadafi diklaim sebagai diktator oleh Barat sehingga Libya diserang oleh pasukan NATO pada 2011, yang menewaskan Kadhafi.

Baca Juga: Penerbangan Terakhir Tinggal Sehari, Masih Ada 8.477 Jamaah Haji Reguler dan Khusus Menunggu Diterbangkan

Sejak itu, Libya terperosok dalam kekacauan dan konflik yang berkepanjangan.

Hingga Minggu, 3 Juli 2022, dilansir Kalbar-Terkini.com dari France24, aksi massa terus berlanjut secara nasional di kota-kota besar di Libya menyusul terus terjadinya kebuntuan politik dan parahnya kondisi kehidupan.

Sementara itu, para pemimpin Libya terus berada di bawah tekanan aksi jalanan, yang meningkat sejak Sabtu lalu setelah pengunjuk rasa menyerbu Parlemen Libya.

Banyak warga yang jatuh miskin setelah satu dekade kekacauan. Bahkan hingga kini, rakyat menderita karena kekurangan bahan bakar, dan pemadaman listrik hingga 18 jam sehari.

Baca Juga: Presiden Filipina Ferdinand Marcos Junior Dihantui Masa Lalu Ayahnya, Mampukah Kembali Rebut Hati Rakyat?

Ironisnya, semua krisis tersebut terjadi ketika stok minyak Libya nota bene masih yang terbesar di seluruh negara Afrika.

Halaman:

Editor: Hartono

Sumber: Berbagai Sumber France 24


Tags

Terkait

Terkini