BALIKPAPAN CITY - Gejolak yang terjadi di beberapa belahan dunia dinilai memberi imbas pada harga minyak dunia di pasar global. Saat ini saja, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) sudah menyentuh angka 114,77 Dolar AS per barel.
Tingginya harga minyak ini tidak hanya berdampak pada APBN, tetapi juga pada proses penyediaan BBM. Kendala pada penyediaan BBM ini disinyalir akan membuat harga BBM di Indonesia ikut naik.
Kondisi ini disikapi Pemerintah dengan berkomitmen menjaga harga BBM bersubsidi. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agung Pribadi memaparkan, penjagaan harga BBM bersubsidi sebesar Rp7.650 per liter ini dilakukan karena BBM jenis itu yang paling banyak dikonsumsi masyarakat.
Baca Juga: Rakor Isu Pemunduran Pemilu 2024 di Balikpapan Batal, Mahfud MD: Karena Menimbulkan Isu Liar
"Untuk melindungi masyarakat, BBM bersubsidi seperti misalnya solar, minyak tanah, dan BBM yang paling banyak dikonsumsi masyarakat seperti Pertalite, harganya tetap dijaga," sebut Agung, seperti dikutip BALIKPAPAN CITY dari Siaran Pers Kementerian ESDM, pada Minggu (20/3/2022).
Sedangkan harga BBM non-subsidi, harga batas atas BBM umum RON 92 pada Maret 2022 ditetapkan sebesar Rp14.526 per liter.
Menurut Agung, harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM umum.
"Yang pasti saat ini semua SPBU menjual RON92 di bawah harga batas atas tersebut," ujarnya.