Salman Rusdhie Disayat dan Ditikam, Peminat Bukunya Justru Melonjak Termasuk Ayat-ayat Setan

- 14 Agustus 2022, 14:43 WIB
Pemandangan yang tampaknya adalah penulis Salman Rushdie yang dirawat oleh personel darurat setelah ditikam di atas panggung sebelum pidatonya yang dijadwalkan di Chautauqua Institution di Chautauqua, New York, AS, 12 Agustus 2022, dalam gambar ini diperoleh dari media sosial.
Pemandangan yang tampaknya adalah penulis Salman Rushdie yang dirawat oleh personel darurat setelah ditikam di atas panggung sebelum pidatonya yang dijadwalkan di Chautauqua Institution di Chautauqua, New York, AS, 12 Agustus 2022, dalam gambar ini diperoleh dari media sosial. /foto: Mary Newsom via REUTERS/MARY NEWSOM/

BALIKPAPAN CITY - Penyerangan terhadap pengarang Salman Rushdie yang terjadi pada Jumat 12 Agustus 2022 telah memicu peningkatan minat pada karya-karyanya.

Terutama novel yang diaggap melecehkan umat Islam beberapa waktu lalu yakni "The Satanic Verses" atau “Ayat-ayat Setan”.

Cetakan yang lebih baru dari novel yang diterbitkan pertama kali pada 1988 itu pada Sabtu 13 Agustus 2022 waktu setempat menduduki posisi tiga teratas dalam daftar "Movers & Shakers" Amazon.

Baca Juga: Salman Rushdie Sempat Hebohkan Publik Iran, Kali ini Iran Pilih Diam Usai Penulis Ayat-ayat Setan Ditusuk

"The Satanic Verses" dipandang sebagai penistaan oleh para pemimpin Iran yang kemudian mengeluarkan sebuah fatwa yang menyerukan pembunuhannya.

Daftar "Movers & Shakers" sendiri menunjukkan buku-buku yang penjualannya paling meningkat.

Selain "The Satanic Verses", karya Rushdie lainnya seperti "Midnight's Children" menduduki posisi yang berubah-ubah antara keempat dan kelima.

Toko-toko buku melaporkan ketertarikan yang besar pada penulis kelahiran India itu.

Beberapa dari pembaca muda belum mengetahui bagaimana "The Satanic Verses" menimbulkan kegemparan di sebagian besar negara yang memiliki mayoritas penduduk Muslim.

Baca Juga: Salman Rushdie Ditikam Orang Tak Dikenal di New York, Sosok Kontroversial Penghina Islam Lewat Buku The Satan

Di Strand Bookstore, toko buku terbesar dan mungkin paling terkenal di New York, AS, penyerangan terhadap Rushdie membawa lonjakan minat dan penjualan bukunya, baik yang baru maupun bekas.

"Kami pasti mendapati orang-orang yang datang ke sini untuk mencari apa pun yang dia (Rushdie) tulis," kata Katie Silvernail, Floor Manager di Strand Bookstore, dikutip dari AFP pada Minggu.

Menurut Silvernail, beberapa karyawan yang lebih muda di toko itu juga belum pernah mendengar tentang Rushdie.

Sebab itu, katanya, menjadi menarik saat dirinya mengobrol dengan staf muda seputar Rushdie dan bagaimana pengaruhnya terhadap dunia sastra.

"Sejujurnya, saya merasa seperti orang baru datang ke sini kemarin karena mereka ingin berbicara tentang bagaimana perasaan mereka tentang apa yang terjadi,” imbuh Silvernail.

Sementara itu di media sosial Twitter, beberapa pengguna mendesak orang untuk membeli buku karya Rushdie sebagai bentuk solidaritas.

"The Satanic Verses" menceritakan kisah surealis dua aktor India yang pesawatnya dibajak dan meledak di atas Selat Inggris.

Mereka entah bagaimana berhasil dengan selamat dengan menepi ke pantai Inggris, salah satunya menjelma dalam bentuk malaikat agung sementara yang lain sebagai iblis.

Rushdie menamakan tokoh pelacur dalam cerita itu dengan nama-nama istri nabi Muhammad.

Dia juga menciptakan karakter seorang nabi bernama Mahound yang, di bawah pengaruh Lucifer, tampaknya mengatakan bahwa seseorang dapat berdoa kepada tuhan selain Allah–sebelum akhirnya dia menyadari kesalahannya.

Penyerangan terhadap Rushdie terjadi pada Jumat (12/8) saat pengarang itu akan berbicara di sebuah acara sastra di kota kecil Chautauqua, di negara bagian New York barat.

Polisi dan saksi mata mengatakan, Hadi Matar, yang berasal dari Fairfield, New Jersey, tersungkur ke tanah saat dia mencoba untuk melanjutkan serangan terhadap Rushdie.

Halaman:

Editor: Hartono

Sumber: AFP Berbagai Sumber ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x