BALIKPAPAN CITY - Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) mendapat sambutan dan dukungan positif dari Gubernur Jawa Batar M Ridwan Kamil.
Namun Kang Emil, sapaanya, menyoroti desain arsitektur dan pemanfatan tata ruang, dengan cara mempelajari kegagalan beberapa negara lain saat memindahkan ibu kotanya.
Contohnya seperti Brazilia dan Myanmar yang dinilai tidak dapat mewujudkan nilai-nilai esensial pemindahan ibu kota, ketika pembangunan fisik berusaha menaklukkan tanah seluas-luasnya.
Baca Juga: Jadi Kota Penyangga, Ini Langkah Balikpapan Menyambut IKN Nusantara
Sehingga menurutnya, melupakan manusia yang punya batas-batas psikologis, dan motoris yang harus disusun.
Untuk rencana pembangunan di IKN Nusantara, Kang Emil mengambil contoh dari struktur penataan ruang di kampus-kampus Indonesia.
"Oleh karena itu sebenarnya saya tidak suka kampus-kampus di Indonesia yang terlalu jauh-jauh bangunannya. Jadi antarbangunan harus naik mobil turun mobil dan sebagainya," kata Emil, dikutip BalikpapanCity.com dari Pikiran Raykat, dalam berita Tak Ingin Ibu Kota Negara Berujung Gagal, Ridwan Kamil Usulkan IKN Dibangun untuk Jadi Peradaban Baru.
Kala itu, Ridwan Kamil menjadi narasumber dalam acara 'Paradigma Kota dan Arsitektur di Masa Depan, Arsitektur sebagai Artefak Peradaban dalam Perspektif Istana' yang digelar Ikatan Arsitek Indonesia Nasional secara daring, Kamis 10 Februari 2022.
Hal itu, kata dia, merupakan kebiasaan orang Indonesia yang tidak menciptakan kota dengan ukuran skala yang benar, maka orang-orang menjadi terbiasa menerima budaya menikmati arsitektur, harus dengan menaiki mobil.