Orang itu diminta untuk membunuh Bolton dan memberikan bukti video pembunuhan jika berhasil.
Dalam sebuah pernyataan, Bolton berterima kasih kepada FBI dan departemen kehakiman atas pekerjaan mereka.
"Departemen kehakiman memiliki tugas serius untuk membela warga negara kita dari pemerintah yang bermusuhan, yang berusaha menyakiti atau membunuh mereka," kata Asisten Jaksa Agung Matthew G Olsen.
"Ini bukan pertama kalinya kami menemukan plot Iran untuk membalas dendam terhadap individu di tanah AS," katanya.
"...,dan, kami akan bekerja tanpa lelah untuk mengekspos dan mengganggu setiap upaya ini," lanjut Olsen.
Adapun saat kematiannya, Soleimani secara luas dipandang sebagai tokoh paling kuat kedua di Iran, di belakang Ayatollah Ali Khamenei.
Pasukan Quds, unit elit Garda Revolusi Iran, melapor langsung ke ayatollah, dan Soleimani dipuji sebagai tokoh nasional yang heroik.
Tetapi AS mengklasifikasikan bahwa Pasukan Quds sebagai teroris, dan menganggap mereka bertanggung jawab atas kematian ratusan personel AS.***
Sumber: The Associated Press, IRNA, BBC