BALIKPAPAN CITY - Perbincangan terkait gelaran balap mobil listrik Formula E Jakarta masih panas, dua hari pasca perhelatan akbar itu.
Selain para tokoh politik di Jakarta, netizen Indonesia masih meramaikan perdebatan Formula E yang dinilai berlangsung sangat sukses oleh penyelenggara.
Pro kontra pasca gelaran Formula E terlihat dari peta analisis yang dilakukan funder Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi.
Pendiri Drone Emprit itu menganilis gelaran Formula E selama perhelatan berlangsung. Berdasarkan hasil peta SNA (Social Network Analysis), pengurus pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menyebut narasi positif mendominasi percakapan tentang Formula E.
"Dominan berisi narasi positif (57%)➔apresiasi pembangunan Sirkuit Formula E yang dinilai tercepat di dunia dan sindir BUMN (Pemerintah) yang tidak sponsori Fromula E," tulis Ismail Fahmi melalui akun Twitter @ismailfahmi.
Sementara sentimen negatif mencapai 28%berkiatan dengan interpelasi Formula E, Anies terpaksa dilengserkan.
Berdasarkan hasil analisanya, Ismail Fahmi menyebut Formula E tidak hanya menjadi ajang balapan tingkat dunia, namun juga menghadirkan wacana tersendiri yang lebih dari sekedar ajang olahraga/otomotif.
"Narasi politik dari Formula E begitu kental baik yang disajikan oleh media online maupun perbincangan di media sosial."