Meninggalnya Ratu Elizabeth II Bagi Negara-negara Bekas Jajahan: Permintaan Maaf yang tak Pernah Terucap

- 19 September 2022, 00:25 WIB
Catherine, Princess of Wales bertemu orang-orang yang berkumpul di luar Sandringham Estate, setelah kematian Ratu Elizabeth Inggris, di Inggris timur, Inggris, 15 September 2022.
Catherine, Princess of Wales bertemu orang-orang yang berkumpul di luar Sandringham Estate, setelah kematian Ratu Elizabeth Inggris, di Inggris timur, Inggris, 15 September 2022. /REUTERS/Marko Djurica

Hamas meminta Raja Charles III 'memperbaiki' keputusan atas mandat Inggris yang diklaimnya menindas orang Palestina.

Di Siprus yang terbagi secara etnis, banyak orang Siprus Yunani mengingat perang gerilya empat tahun.

Perang ini terjadi selama akhir dekade 1950-an untuk melawan pemerintahan kolonial.

Selama itu tak ada ketidakpedulian Ratu Elizabeth II atas penderitaan sembilan orang yang digantung oleh otoritas Inggris.

Menurut Yiannis Spanos, Presiden Asosiasi Organisasi Nasional Pejuang Siprus, ratu dianggap oleh banyak orang sebagai penanggung jawab tragedi itu.

Kini, dengan kematiannya, ada upaya baru untuk mengatasi masa lalu kolonial, atau menyembunyikannya.

India memperbarui upayanya di bawah Perdana Menteri Narendra Modi untuk menghapus nama dan simbol kolonial.

Negara ini telah lama bergerak secara terukur, bahkan menyalip ekonomi Inggris.

“Saya tidak berpikir kita memiliki tempat untuk raja dan ratu di dunia saat ini," kata Dhiren Singh.

"Karena, kita adalah negara demokrasi terbesar di dunia,” lanjut pengusaha berusia 57 tahun ini di New Delhi.

Halaman:

Editor: Tri Widodo

Sumber: The Associated Press


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah