Kondisi Sri Lanka Semakin Tak Terkendali, PBB Serukan Semua Pihak untuk Duduk Satu Meja: Stop Kekerasan

- 12 Juli 2022, 23:14 WIB
Perdana Menteri Narendra Modi Disebut Bakal Alami Nasib yang Sama dengan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa
Perdana Menteri Narendra Modi Disebut Bakal Alami Nasib yang Sama dengan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa /India Today



BALIKPAPAN CITY -    Presiden Sri Lanka Gotabaya gagal menipu rakyatnya. Menyatakan bakal resmi mundur pada Rabu, 13 Juli 2022, Gotabaya ternyata kepergok hendak kabur ke Dubai.

Setelah kepergok pada Senin, 11 Juli 2022 malam, presiden yang dituding koruptor bersama keluarga dan kroninya, ini akhirnya ditahan oleh staf imigrasi bandara Kolombo.

Sebelum ditahan, dilansir  BalikpapanCity.com dari The Guardian, Selasa, 12 Juli 2022, Rajapaksa menghindari antrean biasa karena takut ketahuan ketika mencap paspor.

Baca Juga: Situasi Sri Lanka Kian Memburuk, Inflasi Menggila 122 Persen, Ekonom: Sri Lanka Diambang Kematian Total

Rajapaksa bersama rombongan kemudian berusaha pergi ke area VIP, tapi belakangan diketahui sehingga langsung ditahan oleh para petugas bandara di pintu masuk.

Sementara itu,  Ceylon Today melaporkan bahwa Sekjen PBB António Guterres diwakili Juru BicaraFarhan Haq pada Senin lalu menyerukan dialog di antara semua elemen bangsa di Sri Lanka.

Hal ini  untuk 'memastikan transisi pemerintahan yang mulus, dan solusi untuk krisis ekonomi yang mendalam di negara itu.

Rajapaksa sendiri belum berkomentar secara terbuka tentang pendudukan di Istana Kepresidenan Sri Lanka  oleh warga serta juga di rumah dinas Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.

Baca Juga: Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dimusuhi Partai-partai Oposisi: Motif Pembunuhan Masih Simpang Siur

Presiden Rajapaksa telah menjadi fokus protes yang meluas dalam beberapa bulan terakhir atas kekurangan makanan, bahan bakar dan medis yang mengerikan di Sri Lanka.

Demikian pula dengan krisis keuangan dan kemanusiaan yang telah membuat negara itu tidak dapat membayar utangnya, mencapai rekor inflasi, dan lebih dari enam juta warganya rawan pangan.

“Sekretaris Jenderal terus mengikuti perkembangan di Sri Lanka dengan cermat”, kata Haq atas nama Guterres.

Usai gagal kabur ke Dubai, Rajapaksa dipindahkan ke tempat yang aman sebelum para pengunjuk rasa memasuki kediaman, dan pendudukan terus berlanjut.

Baca Juga: Parade Kemerdekaan di Amerika Serikat Berakhir Duka, Enam Nyawa Melayang Korban Penembakan Brutal

Menurut laporan, pengunduran dirinya hanya dapat diterima ketika dia mengundurkan diri melalui surat resmi kepada Ketua Parlemen Sri Lanka.

Perdana Menteri juga dilaporkan mengindikasikan bahwa akan mundur setelah rumahnya dibakar pada akhir pekan.

“Sekretaris Jenderal PBB mengutuk semua tindakan kekerasan,  dan menyerukan agar mereka yang bertanggung jawab untuk dimintai pertanggungjawaban, menggarisbawahi pentingnya menjaga perdamaian," lanjut pernyataan.

“PBB siap mendukung Sri Lanka dan rakyatnya." tambah PBB.

Berbagai krisis di Sri Lanka diperparah oleh pandemi COVID-19,  yang menyebabkan runtuhnya industri pariwisata yang penting.

Pariwisata selama ini menyediakan mata uang asing untuk bahan bakar impor, dan pasokan medis.

Tapi,  segalanya hancur akibat krisis rantai pasokan yang dipicu oleh perang di Ukraina.

Koordinator Residen PBB dan pejabat tinggi kemanusiaan di Sri Lanka, Hanaa Singer, mengeluarkan pernyataan pada Minggu.

Menurutnya, mengakhiri krisis politik langsung melalui dialog sangat penting, sehingga negara itu dapat mengatasi krisis ekonomi terburuknya sejak kemerdekaan.

“Sekretaris Jenderal terus mengikuti perkembangan di Sri Lanka dengan cermat”, kata pernyataan yang dikeluarkan atas nama Sekjen PBB.

“Penting bahwa semua insiden kekerasan terhadap jurnalis, pemrotes damai, dan perusakan properti diselidiki," kata Guterres lewat jurubicaranya.

"...dan mereka yang bertanggung jawab, dimintai pertanggungjawaban. PBB terus memantau situasi dengan cermat dan siap membantu dalam dialog, jika diperlukan," tambahnya.

Sekjen PBB menambahkan: “Seperti yang kami lakukan di seluruh dunia, PBB menyerukan penghormatan terhadap hak asasi manusia, supremasi hukum, dan pemerintahan yang demokratis di Sri Lanka.”

Sumber: The Guardian, Ceylon Today

Editor: Tri Widodo

Sumber: The Guardian Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini