Kaltim Baru Punya 3 Pabrik Miyak Goreng, Kadisperindagkop: Harusnya punya 25 pabrik

- 15 Maret 2022, 22:55 WIB
Antre minyak goreng curah di kawasan Pasar Tradisional Sepinggan, Balikpapan.
Antre minyak goreng curah di kawasan Pasar Tradisional Sepinggan, Balikpapan. /Balikpapan City/Syamsul Ho Balikpapan City

BALIKPAPAN CITY - Sungguh ironis, di bumi Kaltim yang memiliki produksi Crude Palm Oil (CPO) sebagai bahan minyak goreng sangat melimpah, jutru kena imbas kelangkaan minyak goreng.

Diibaratkan ayam mati di lumbung padi. Warga kesulitan mencari bahan pokok, sementara di sekitar tempat tinggalnya melimpah bahan-bahan baku seperti bahan pembuat minyak goreng.

"Bukan sulit lagi mas. Sangat-sangat-sangat sulit. Kalau ada info ada minyak goreng, cepat-cepat antre beli. Kalau gak dapat yang gak jualan," kata salah satu penjual gorengan di kawasan Korpri, Balikpapan Selatan, Balikpapan Kaltim, Selasa, 15 Maret 2022.

Baca Juga: Prediksi Arsenal vs Liverpool di Liga Inggris 2021-2022: The Reds Siap Hadapi Kebangkitan Si Meriam London

Dalam beberapa minggu ini minyak goreng langka di mana-mana, termasuk di Balikpapan dan Kaltim umumnya. Setiap ada kontainer yang datang di sebuah swalayan pasti ludes dibeli.

Begitu pula minyak goreng di pasar-pasar tradisional yang dalam bentuk curah, dalam waktu sekejab juga habis.

Kepala Disperindagkop dan UMKM Kalimantan Timur HM Yadi Robyan Noor mengatakan, di Kaltim seharusnya punya 25 pabrik minyak goreng berbahan baku sawit maupun kelapa. Sebab di sini banyaknya industri minyak sawit mentah di wilayah provinsi ini.

Baca Juga: Madrid Sukses Tumbangkan Mallorca 3-0, Jalan Mulus Jawara La Liga, Misi Bawa Pulang Gelar Liga Champions
Yadi Robyan Noor membeberkan saat ini industri crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah di Kaltim ada 89 pabrik yang aktif dari 97 yang ada.

"Faktanya pabrik minyak goreng hanya tiga di Kaltim. Ada dua di Balikpapan dan satu di Bontang. Sedangkan, pabrik kemasannya baru satu di Samarinda," kata Yadi Robyan Noor di Samarinda, Selasa, seperti dikutip Balikpapan City dari Antara.

Keterbatasan pabrik produksi atau industri minyak goreng ini, bukan semata-mata karena Pemerintah Provinsi Kaltim tidak melakukan upaya.

Baca Juga: Logo Halal Disebut Jawa Sentris, Kemenag: Kita Hormati Warisan Budaya Lokal yang Sudah Mendunia

Pria yang akrab disapa Roby tersebut mengatakan, semua itu karena produsen CPO saat ini sangat diuntungkan dengan ekspor, karena permintaan dunia sangat tinggi dengan harga sangat menguntungkan yakni ada kenaikan 145 persen. Sehingga produksi untuk minyak goreng dan kebutuhan lainnya pun tak terkendali.

"Kondisi ini bukan dialami Kaltim saja, tapi luar Kaltim pun merasakan dampaknya. Idealnya kita harus punya 25 pabrik minyak goreng," tegasnya.

Karena itu, Pemprov Kaltim menegaskan, agar pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit juga membangun hilirisasi, misal pabrik minyak goreng. Baca Juga: Hasil Liga 1 Borneo FC vs Persiraja 2-1, Dua Gol Jonanthan Bustos Getarkan Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali

Selanjutnya, Roby menjelaskan, stok minyak goreng yang masuk ke Kaltim dalam kurun 14-24 Februari 2022 secara keseluruhan berjumlah 1.674.681 liter atau 1.507,21 ton.

"Minyak goreng itu berada di distributor, toko swalayan pasar tradisional dan pedagang," jelasnya.

Sementara, rata-rata pasokan minyak goreng masuk ke Kaltim pada 14-24 Februari lalu adalah 118.762 liter atau 106,8 ton per hari.

Baca Juga: Doni Salmanan Minta Maaf, Poisi Sebut Sengaja Lakukan Penipuan untuk Jadi Crazy Rich: Semoga Saya Dimaafkan

Sedangkan kebutuhan harian minyak goreng Kaltim sebesar 15,06 ton per hari.

Artinya, untuk kebutuhan masyarakat seharusnya terpenuhi. Karena itu, masyarakat diminta untuk tidak panik dan tak berlebihan membeli minyak goreng.

"Pabrik minyak goreng resmi selalu koordinasi dengan Disperingdagkop dan UKM Kaltim. Pabrik yang ada, yakni Balikpapan ada Kutai Refinery Nusantara dan Louis Dreyfus Company. Sedangkan di Bontang hanya Energi Unggul Persada," jelasnya. ***

Editor: Tri Widodo

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini