Proyek Kereta API Borneo Senilai Rp53,3 Triliun Batal, Bukan Imbas Perang Rusia-Ukrania

- 4 Maret 2022, 23:43 WIB
Cara refund atau batalkan tiket kereta api saat dinyatakan positif Covid-19.
Cara refund atau batalkan tiket kereta api saat dinyatakan positif Covid-19. /Pixabay.com/Pixel2013

BALIKPAPAN CITY – Proyek kereta API Borneo Senilai Rp53,3 triliun kerjasama Indonesia-Rusia tidak dilanjutkan, alias batal. Pembatalan ini tidak terkait sanksi perang kepada Rusia yang sedang menyerang Ukrania.

Proyek besar ini sejatinya sudah dilakukan tahap ground breaking proyek oleh Presiden Joko Widodo pada 2015 silam di Penajam Paser Utara. Panjang rel kereta api yang akan dibangun mencapai 900 kilometer.

Pemerintah Provinsi Kaltim juga telah menyiapkan sumber daya manusia yang tepat untuk mendukung rencana ini.  Ada 50-an pelajar yang belajar di sekolah perkeretaapian di Bandung.

Baca Juga: Lifting Migas Aman, Kendati Kilang Balikpapan Terbakar, Pertamina: Masih Ada Cadangan 600 Ribu Barel

Disamping itu ada sekitar 200 pelajar yang dikirim untuk belajar perkeretaapian ke sejumlah perguruan tinggi ternama di Rusia. Sebagian dari mereka sudah menyelesaikan pendidikan selama 6 tahun dan 38 orang telah pulang pada tahun 2020 silam.

Seperti dikutip BALIKPAPAN CITY dari Antara, proyek pembangunan jalur atau rel Kereta Api Borneo sepanjang 203 kilometer yang melintasi Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Barat dan Kota Balikpapan senilai Rp53,3 triliun batal.

Pembatalan disebabkan perusahaan Rusian Railways sebagai pemilik modal mengundurkan diri.

Baca Juga: Kasus Penipuan Binomo, Polri Segera Sita Mobil Tesla Hingga Rumah Mewah Indra Kenz, Senin Berangkat ke Sumut

"Surat pengunduran diri disampaikan langsung kepada pemerintah pusat pada 2020," ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kabupaten Penajam Paser Utara, Alimuddin di Penajam, Jumat, 4 Maret 2022.

Total luas lahan yang ditetapkan sebagai lokasi pembangunan jalur rel Kereta Api Borneo di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara mencapai sekitar 140 hektare.

Lebih kurang 70 hektare lahan yang ditetapkan sebagai lokasi pembangunan jalur rel Kereta Api Borneo di Kelurahan Gunung Steleng dan Kelurahan Buluminung telah dibebaskan.

Baca Juga: Kasus Penipuan Binomo, Doni Salmanan Naik ke Penyidikan, Netizen: Kapan Nyusulin Indra Kenz Don

Lahan yang telah dibebaskan di Kawasan Industri Buluminung atau KIB di Kecamatan Penajam jelas dia, untuk pembangunan stasiun kereta api.

Pembangunan jalur kereta api tersebut dikelola oleh PT Kereta Api Borneo yang merupakan perusahaan hasil kerja sama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan perusahaan kereta api Rusia, yakni Russian Railways.

PT Kereta Api Borneo juga telah menyampaikan menyangkut pembangunan rel kereta api di wilayah Kalimantan Timur tersebut dibatalkan, sebab badan usaha milik Rusia mengundurkan diri.

Baca Juga: Heboh Raffi Ahmad Video Call Miyabi dan Undang Datang ke Bintaro, Ari Lasso hingga Sule Ikut Komentar

Namun menurut Alimuddin,  PT Kereta Api Borneo tetap bakal berinvestasi atau menanamkan modal di Kabupaten Penajam Paser Utara , tetapi bukan di sektor atau bidang perkeretaapian.

"Khusus perkeretaapian akan dievaluasi PT Kereta Api Borneo, tapi tetap akan berinvestasi di wilayah Penajam Paser Utara," ucapnya.

Jenis bisnis, tambahnya,  belum tahu karena PT Kereta API Borneo hanya menyampaikan rencana berinvestasi tetap akan dilanjutkan.

Halaman:

Editor: Tri Widodo

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Terkait

Terkini