Puluhan Deputi di Moscow dan St Petersburgh Nekat Lawan Putin: Presiden Bahayakan Rusia dan Warga

- 19 September 2022, 00:16 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) dan Presiden Tajikistan Emomali Rahmon (kanan) menghadiri KTT Organisasi Kerjasama Shanghai di Samarkand, Uzbekistan, pada hari Jumat. Moskow telah menyerukan penghentian pertempuran antara Tajikistan dan Kirgistan.
Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) dan Presiden Tajikistan Emomali Rahmon (kanan) menghadiri KTT Organisasi Kerjasama Shanghai di Samarkand, Uzbekistan, pada hari Jumat. Moskow telah menyerukan penghentian pertempuran antara Tajikistan dan Kirgistan. /Kyrgyzstan Presidency Office/UPI

BALIKPAPAN CITY - Puluhan deputi kota dari Moskow dan St Petersburgh nekat mendesak Vladimir Putin mundur dari jabatan Presiden Rusia.

Petisi tersebut menempatkan mereka dalam posisi berbahaya berdasarkan sebuah undang-undang (UU) baru Rusia.

Disahkan tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2020, UU ini melarang hampir semua perbedaan pendapat terkait anti-perang.

Baca Juga: Kepala Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill Sebut Orang Kaya Potensial Masuk Neraka: Harus Suka Membantu

Dilansir dari koran oposisi Rusia, The Moscow Times, Senin, 12 September 2022, surat tersebut dimuat pada Senin di Twitter.

Dibagikan di Twitter oleh Ksenia Torstrem, seorang deputi Distrik Semyonovsky di St Petersburg, petisi ini mengecam pula perang tersebut.

Seruan mundur itu datang di tengah klaim kecurangan suara dalam pemilihan lokal dan regional, akhir pekan ini.

Juga terkait kemajuan besar-besaran pasukan Ukraina, yang menandai kemunduran terbesar bagi invasi Moskow ke Ukraina.

Baca Juga: Nilai Tukar Euro Anjlok Terburuk Sejak 20 Tahun Terakhir, Terdampak Dihentikannya Suplai Gas Rusia

“Tindakan Presiden Putin merugikan masa depan Rusia dan warganya,” demikian bunyi petisi.

Halaman:

Editor: Tri Widodo

Sumber: The Moscow Times


Tags

Terkait

Terkini

x