Ia tidak lagi mencintai dunia berlebihan; ia tidak lagi mengkhawatirkan rezekinya hari ini atau esok.
Ia juga tidak lagi silau atas kekayaan atau kekuasaan orang lain, dan ia tidak lagi memandang rendah orang lain.
Mungkin pandangan Kurdiyyah tidak dapat dimengerti oleh kebanyakan orang. Karena mencintai dunia, mengkhawatirkan rezeki, memiliki ambisi adalah hal yang wajar.
Namun, bagi orang seperti Kurdiyyah, tidak mencintai dunia, membuat ringan hatinya.
Ia bisa berbagi dengan siapa saja tanpa merasa berat. Ia akan menyerahkan segala yang dimilikinya kepada orang yang membutuhkan tanpa berpikir panjang.
Seperti yang dilakukan banyak sufi lainnya. Dunia, harta benda dan ambisi hanya berada di tangannya, tidak di hatinya.
Begitupun dengan memandang rendah. Orang yang gemar memandang rendah akan terjebak dalam subjektivitas yang tidak adil.
Sebab, pandangannya akan berbasis pada atribut-atribut tertentu. Misalnya, jika orang itu miskin, ia pasti buruk; jika orang itu bodoh, ia pasti tidak beradab, dan lain sebagainya.
Cara pandang seperti ini membuat sekat di pikiran manusia. Karena itu, Kurdiyyah mengatakan, “ia tidak pernah lagi memandang rendah muslim lainnya,” karena atribut-atribut negatif tertentu.
Ia membebaskan pandangannya karena sejatinya mereka adalah makhluk ciptaan-Nya. Memandang rendah mereka, sama saja dengan memandang rendah Penciptanya.