Kisah Pemuda Ahli Ibadah yang Dibenci Rasulullah SAW: Ada Stempel Syaithan di Kepalanya

- 29 Juli 2022, 02:07 WIB

BALIKPAPAN CITY - Dinukil dari kitab Sittuna Qishshah, Imam Ahmad mengatakan: Telah menceritakan kepada kami Abu Amir, telah menceritakan kepada kami Ikrimah Ibnu Ammar, dari Damdam ibnu Jausy Al-Yamami yang mengatakan bahwa:

Abu Hurairah pernah berkata kepadanya: "Hai Yamami...! Jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap seseorang, 'Semoga Allah tidak mengampunimu,' atau 'Semoga Allah tidak memasukkan mu ke dalam surga'."

Yamami berkata: "Hai Abu Hurairah...! Sesungguhnya kalimat tersebut biasa dikatakan oleh seseorang terhadap saudaranya dan temannya jika dia dalam keadaan marah."

Baca Juga: Bacaan Doa Menyembelih Hewan Kurban Sesuai Syariat Islam

Abu Hurairah r.a berkata: "Jangan kamu katakan hal itu, Kerana sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah bersabda:

"Dahulu di kalangan umat Bani Israil terdapat dua orang lelaki. Salah seorangnya rajin beribadah, sedangkan yang lainnya zalim terhadap dirinya sendiri dia ahli maksiat."

Ilustrasi. (Foto: net)

"Keduanya sudah seperti saudara. Orang yang rajin ibadah selalu melihat saudaranya berbuat dosa dan mengatakan kepadanya, "Hai kamu, hentikanlah perbuatanmu."

Tetapi saudaranya itu menjawab: "Biarlah aku dan Tuhanku, apakah kamu ditugaskan untuk terus mengawasiku?"

Hingga pada suatu hari yang rajin beribadah melihat saudaranya ahli maksiat itu melakukan suatu perbuatan dosa yang menurut penilaiannya sangat besar dosanya. 

Maka dia berkata kepadanya: "Hai kamu, hentikanlah perbuatanmu." Dan orang yang ditegurnya menjawab:

"Biarlah aku, ini urusan Tuhanku, apakah engkau diutuskan sebagai pengawasku?"

Maka yang rajin beribadah berkata: "Demi Allah! Semoga Allah tidak memberi keampunan kepadamu, atau semoga Allah tidak memasukkanmu ke syurga untuk selama-lamanya."

Abu Hurairah melanjutkan kisahnya, bahwa setelah itu Allah mengutus seorang malaikat untuk mencabut nyawa kedua orang tersebut, dan keduanya berkumpul di hadapan Allah.

Maka Allah Ta'alla berfirman kepada orang yang berdosa: "Pergilah, dan masuklah ke dalam surga kerana rahmat-Ku."

Sedangkan kepada yang lainnya Allah ta'alla berfirman: "Apakah kamu merasa alim? Apakah kamu mampu meraih apa yang ada di tangan kekuasaan-Ku? Bawalah dia ke dalam neraka!"

Rasulullah bersabda: "Demi Tuhan yang jiwa Abul Qasim berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya orang tersebut (yang masuk neraka) benar-benar mengucapkan suatu kalimat yang menghancurkan dunia dan akhiratnya."

Imam Abu Daud meriwayatkannya melalui hadis Ikrimah ibnu Ammar, bahwa Damdam ibnu Jausy menceritakan kepadanya dengan lafaz yang sama.

Bayangkan, jika ahli ibadah yang mendoakan sedemikian terhadap saudaranya pun sudah dimasukkan ke neraka. Apa lagi kalau ucapan itu dibuat oleh bukan ahli ibadah.

Na'udzu billahi min dzaalik.

Kisah tersebut mengandung celaan kepada seseorang yang mengklaim dirinya sendiri sebagai hakim kebenaran.

Kisah tersebut memberikan faidah bahwa seseorang yang memastikan orang lain masuk surga atau neraka, berarti dia telah mengakui memiliki sifat ketuhanan.

Semoga kita tidak sombong dengan ilmu dan amal kita. Karena ilmu dan amal adalah untuk mendapatkan keridaan Allah dan lebih mengenali-Nya,

Bukannya untuk bermegah-megah dan merasa takjub pada diri."***

Editor: Hartono

Sumber: Berbagai Sumber umma.id


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah