5. Tidak memberikan pilihan pada anak
Orangtua yang otoriter dan menganut gaya asuh strict parents juga tidak memberikan anak pilihan.
Mereka membuat peraturan sendiri tanpa meminta opini dari anak terlebih dahulu.
Anak tidak memiliki ruang untuk bernegosiasi dan tidak diperbolehkan untuk menentukan keputusannya sendiri.
6. Tidak mempercayai anak
Selanjutnya, orangtua dengan gaya asuh strict parents cenderung tidak mempercayai anak dalam membuat keputusannya sendiri.
Mereka tidak memberikan kebebasan pada anak untuk membuktikan bahwa dirinya bisa berperilaku baik dengan keputusannya sendiri.
7. Mempermalukan anak
Agar anak mau mematuhi peraturan, strict parents kerap mempermalukan si kecil di depan umum.
Alih-alih memberikan dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri anak, justru mereka malah mempermalukan anak sebagai cara untuk memotivasi si kecil agar menjadi lebih baik lagi.
8. Tidak meluangkan waktu untuk anak
Salah satu tanda strict parent adalah tidak meluangkan waktu untuk anak.
Misalnya, orangtua menyuruh anak melakukan hal yang sulit, tetapi tidak mau meluangkan waktu untuk membantunya. Hal ini hanya akan membuat anak merasa kesulitan.
Dampak buruk strict parents pada anak
Strict parents adalah hal yang sebaiknya dihindari jika mengarah pada otoriter.
Pasalnya, saat anak dididik oleh orangtua seperti ini, terdapat beberapa dampak buruk yang bisa mereka alami.
1. Tidak bahagia dan depresi
Sebuah studi yang dirilis dalam The Journal of Psychology menyatakan bahwa anak-anak yang diasuh strict parents cenderung tidak bahagia, merasa khawatir dan cemas.
Bahkan bisa menunjukkan gejala-gejala depresi.
2. Mengundang gangguan perilaku
Pola asuh yang terlalu ketat dianggap bisa menimbulkan gangguan perilaku pada anak.