Setelah 70 Tahun PM Belanda Minta Maaf ke Indonesia, Ini 7 Kekerasan Belanda dalam Perang Periode 1945-1949

- 19 Februari 2022, 14:50 WIB
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan PM Belanda Mark Rutte (kiri)
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan PM Belanda Mark Rutte (kiri) /presidenri.go.id

BALIKPAPAN CITY – Setelah 70 tahun Indonesia Merdeka, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Kamis (17/2) meminta maaf kepada Indonesia.

Permintaan maaf itu terkait penggunaan kekerasan oleh militer Belanda selama masa Perang Kemerdekaan 1945-1949.

Permintaan maaf itu disampaikan Rutte pada konferensi pers di Brussel, ibu kota Belgia. Rute mengatakan pemerintahnya mengakui seluruh temuan yang dihasilkan sebuah tinjauan sejarah yang sangat penting.

Baca Juga: Harta Benda Bupati Probolinggo Puput Tantriana Disita KPK Senilai Rp7 Miliar

Menurut studi tersebut, Belanda melakukan kekerasan secara sistematik, melampaui batas, dan tidak etis dalam upayanya mengambil kembali kendali atas Indonesia, bekas jajahannya, pasca-Perang Dunia II.

Seperti diberitakan BALIKPAPAN CITY yang dikutip dari ANTARA dan Reuter, sebuah tinjauan sejarah menemukan bahwa militer Belanda terlibat dalam kekerasan sistematis, berlebihan, dan tidak etis selama perjuangan kemerdekaan Indonesia pada 1945-1949.

Tinjuan tersebut didanai oleh pemerintah Belanda pada 2017 dan dilakukan oleh sebuah panel beranggotakan akademisi dan ahli dari kedua negara.

Baca Juga: Menaker Ida Fauziyah: Dana JHT Tidak Dipakai Pemerintah, Cair Setelah Umur 56 Tahun

Berbagai temuan dalam tinjauan itu dipresentasikan pada konferensi pers, Kamis, setelah sejumlah temuan penting bocor pada Rabu (16/2) malam.

Bahwa Belanda diketahui telah menggunakan kekerasan berlebihan dalam perang --untuk merebut kembali kekuasaan atas bekas jajahannya pada periode itu-- bukanlah hal yang mengejutkan lebih dari 70 tahun kemudian.

Laporan tersebut menyebutkan pula bahwa tentara Indonesia juga menggunakan kekerasan yang "intens" ketika mengobarkan perang gerilya dan awalnya membidik kelompok minoritas Indo-Belanda dan Maluku.

Halaman:

Editor: Tri Widodo

Sumber: Reuters ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah