Kasus Kekerasan Kaum Dalit India Semakin Mengerikan, Siswa SD pun Dipatahkan Tangannya Karena Dianggap Hina

19 September 2022, 00:20 WIB
Kehidupan Kaum Kasta Dalit di India /Tangkap Layar YouTube zhefailmi channe

BALIKPAPAN CITY - Kasus penganiayaan oleh guru terhadap murid dari kaum Dalit sudah sangat mencolok di sekolah-skeolah dasar di India.

Tepatnya di Negara Bagian Uttar Pradesh, kasus ini menonjol dalam bebeapa bulan terakhir.

Pelakunya adalah para guru yang juga didukung kepala sekolah dari Kasta Ksatria, sementara banyak kasus hanya didiamkan oleh kepolisian.

Dilansir dari India Times, Sabtu, 10 September 2022, kasus tak kalah kejam baru terungkap.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan di India Meningkat Sepanjang 2021, Mencapai 1,6 Juta Kasus, Terbanyak di Uttar Pradesh

Pada Senin, 29 Agustus 2022, seorang kepala sekolah diduga melemparkan makanan panas kepada seorang siswi Dalit berusia delapan tahun .

Bukan hanya itu, wajah siswi ini ditinju, rambutnya dijambak, wajahnya digosok-gosokkan ke tanah.

Dalit adalah kalangan tak berkasta di India karena sangat miskin.

Dilansir dari Wikipedia, Teologi Dalit adalah cabang teologi Kristen.

Baca Juga: Anil Chauhan Maling 5.000 Mobil Selama 27 Tahun, Akhirnya Dibekuk Polisi India: Dia Pemasok Senjata Ilegal

Teologi ini membicarakan tema terhadap sistem kasta di India, yang muncul sekitar dekade 1980-an.

Teologi ini muncuk sebagai bentuk serangan terhadap kemiskinan dan peminggiran yang dialami oleh kasta rendah di India.

Salah satu tokoh penting yang menjadi pionir Teologi Dalit adalah M Azariah, seorang Uskup di Kota Madras.

Tokoh-tokoh lain, seperti Rettamalai Srinivasan dan Ayyankali, juga adalah aktivis kaum Dalit pada dekade 1900-an.

Baca Juga: India Pilih Membelot ke Rusia, Olah Minyak Negeri Beruang Kutub untuk Dikirim Kembali ke Negeri Paman Sam AS

Secara etimologi, Dalit dalam bahasa Sanskerta berarti 'patah, diinjak-injak' atau 'tertindas'.

Entah ada hubungan atau tidak, kata Dalit mirip dengan kata Ibrani yakni 'dal', yang juga berarti 'patah' atau 'diinjak-injak'.

Dengan demikian, secara etimologi kaum Dalit adalah orang-orang yang 'patah' atau tertindas.

Inilah orang-orang dalam hidup dalam tekanan ekonomi dan sosial.

Baca Juga: GEMPAR! Titisan Dewi Lakshmi Diyakini Lahir di India, Bayi ini Berkaki dan Bertangan Empat

Kaum Dalit biasanya bisanya bekerja sebagai pekerja sewaan oleh para tuan tanah.

Mereka juga adalah orang-orang yang terlempar dari kasta.

Secara ekonomi, kaum Dalit termasuk miskin. Mereka menjadi budak, dan memiliki penghasilan yang sangat rendah.

Sedangkan secara politis mereka tidak memiliki kuasa.

Mereka juga merupakan kaum minoritas fasilitas yang tidak dapat bersosialisasi, penggunaan-fasilitas umum misalnya sumur dan kuil yang tidak digunakan.

Dari sisi keagamaan, kaum Dalit dikenal sebagai kaum yang tercermar dalam ritus keagamaan.

Sistem kasta sendiri adalah suatu cara mengorganisasi masyarakat. Sebuah kasta bersifat turun-temurun.

Kasta ini sekaligus mencerminkan pekerjaan seseorang.

Di India terdapat empat kasta, yani Brahman (imam atau cendikiawan), Ksatria (prajurit atau pejuang), Waisya (pedagang), dan Sudra (pekerja atau petani).

Kaum Dalit adalah kelompok tersendiri yang tidak masuk dalam keempat kasta ini.

Mereka adalah orang-orang yang terbuang dalam kelompok masyarakat India.

Sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai pemulung dan pengemis.

Sementara itu, masih dari India Times, siswi Dalit ini berasal dari Desa Icholi, Distrik Barabanki Tikaitnagar.

Siswi ini mengalami luka bakar yang parah di pergelangan tangan dan tangannya setelah kepala sekolah melemparkan makanan panas ke arahnya.

Insiden yang terjadi pada 29 Agustus 2022 ini, terungkap setelah orang tuanya mendatangi Hakim Distrik Barabanki Adarsh Singh.

Hakim sudah memerintahkan penyelidikan atas masalah tersebut.

Keluarga dari gadis berkebutuhan khusus itu juga melaporkan mereka mencoba untuk menghadapi kepala sekolah durjana setelah insiden.

Tetapi, kepala sekolah ini malah membuat pernyataan kasta terhadap mereka.

Insiden itu terungkap hanya beberapa hari setelah kasus lebih sadis.

Seorang guru berkasta atas di sebuah SD negeri di Salempur, Distrik Firozabad, mematahkan lengan seorang siswa Dalit berusia delapan tahun.

Keluarga siswa juga melapor bahwa mereka dicaci maki oleh guru jahanam itu.

Ayah dan ibu siswa itu datang ke sekolah untuk mengeluh tentang pemukulan brutal terhadap anak mereka.

Tapi, guru itu malah melecehkan mereka dengan cercaan kasta kepada merek di depan orang lain.

"Dia mengancam kami, dan meminta kami pergi," kata ayah anak laki-laki itu.

Guru yang diidentifikasi sebagai Guddu Pandit telah didakwa di bawah IPC pasal 323 (menyebabkan luka), 325 (sakit parah)

Dia juga didakwa dengan pasal 504 (penghinaan dengan maksud untuk memprovokasi pelanggaran perdamaian).

Pasal berlapis lainnya, juga relevan dari UU Amandemen SC/ST (Pencegahan Kekejaman), 2015.

Kepala siswa Dalit ini digosok ke tanah oleh guru

Pada Selasa, 7 September 2022, kekejaman lain dialami oleh seorang siswa Dalit lainnya dari Bhadohi.

Seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun diduga dipukuli dan kepalanya juga digosok ke tanah oleh seorang guru.

Bocah Dalit ini belajar di kelas dua di sebuah SDN di Desa Gangapur Talia, daerah Kiorauna.

Ketika sedang bermain di halaman sekolah, mendadak guru itu meninjunya, kemudian mengusap kepalanya ke tanah.

Menurut Jai Prakash Yadav, Petugas Stasiun Pos Polisi Koirauna, pelajar tersebut mengalami luka di dekat mata kanannya.

Bahkan, tidak hanya siswa yang mengalami diskriminasi kasta di sekolah-sekolah di negara bagian itu.

Awal pekan ini, seorang guru bahasa Sanskerta dari Barabanki melaporkan kepala sekolahnya dan staf lainnya melakukan diskriminasi berdasarkan kasta.

Gurunya, Abhay Kumar Kori dari City Inter College serta guru-guru kasta Ksatria di sekolah tersebut telah membentuk sebuah kelompok.

Para guru ini kemudian menggunakan kata-kata kasta untuk menentangnya.

Guru ini dia tidak diperbolehkan untuk mengambil kelas atau mendaftar di daftar hadir.

"Mereka mengatakan kepada saya untuk tidak mencoba menjadi setara dengan mereka," keluhnya.

"Mereka secara teratur melecehkan saya, dan tidak dapat bekerja dengan mereka," katanya.

Kori menambahkan, para guru ini memotong kepangnya kemdian memukulnya baru-baru ini.

Dia mengaku telah mengadukan kejadian tersebut kepada polisi, namun tidak ada tindakan yang diambil.

SC Gautam, kepala sekolah, tak membantah tuduhan tersebut.

"Abhay Kumar Kori diskors oleh manajemen sekolah karena menganiaya siswa perempuan, dan memukuli mereka," katanya.

“Meskipun dia telah diangkat kembali, penyelidikannya masih tertunda terhadapnya," lanjutnya.

"Inilah sebabnya dia diminta untuk menandatangani daftar terpisah, dan dia dijauhkan dari pekerjaan pendidikan,” tambahnya.***

Sumber: India Times, Wikipedia

Editor: Tri Widodo

Sumber: India Times

Tags

Terkini

Terpopuler