Ranum akhirnya menyadari bahwa hal tersebut tidak wajar, apalagi teror semakin sering ia rasakan.
Tidurnya bahkan tidak bisa nyenyak lagi. Saat di rumah pun, ia selalu merasa waspada dan curiga dengan kemungkinan-kemungkinan bahaya yang menimpanya.
Teror masih berlanjut dan menjadi lebih parah ketika Ranum mendapatkan kekerasan fisik, ia diserang oleh seseorang yang tidak diketahui.***